Bio Diesel Dari Minyak Kelapa Sawit
Oleh : Leonid SP, dari beberapa sumber (nop 2008)
Biodiesel adalah salah satu jenis bahan bakar hayati non fosil (biofuel) yang saat ini sedang digalakkan pemakaiannya oleh Pemerintah melalui Perpres No 5 tahun 2006 yang mentargetkan 5 % dari total konsumsi energi nasional berasal dari biofuel (biodiesel, bioethanol dan biooil) yang juga merupakan jenis energi terbarukan.
Bahan bakar nabati mendapat perhatian dari pemerintah karena di
Krause,seorang peneliti biodiesel dari Jerman (?) memastikan bahwa terdapat potensi terpendam dalam tiap batang kelapa sawit. Minyak kelapa sawit dapat diolah menjadi bahan bakar diesel yang bersifat ramah lingkungan. Hal ini telah dibuktikan oleh para peneliti Indonesia di Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS), dan juga di
Dr Darnoko dari Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) tersebut mengungkapkan, hanya dengan proses sederhana maka minyak sawit dapat diubah menjadi biodiesel. Bahan
Karena berasal dari kelapa sawit, tentulah bahan bakar baru ini dijamin ramah lingkungan. "Bio Diesel dibuat lewat penelitian dan percobaan yang panjang, hampir 4 tahun, dan telah menghabiskan biaya yang tidak sedikit," ujar Soni Solistia Wirawan, kepala engineering center BPPT, di kantornya, kemarin.
Penelitian mereka sangat serius, apalagi dengan adanya komitmen pemerintah untuk mengerem konsumsi bahan bakar dari minyak bumi sehingga pada gilirannya konsumsi biodiesel akan meningkat. Sejauh ini di
Sementara dari sisi hilir, ketersediaan bahan
Menurut Herman, BPPT dan Balitbangda Provinsi Riau telah membangun pabrik bahan bakar nabati (biodiesel) dari minyak sawit dengan kapasitas olah 8 ton per hari. Proyek biodiesel Kampar dan juga PKS mini di Pinggir, Bengkalis, merupakan yang pertama di
Biodiesel terdiri dari metil ester asam lemak nabati, sedangkan petroleum diesel adalah hidrokarbon. Biodiesel mempunyai sifat kimia dan fisika yang serupa dengan petroleum diesel sehingga dapat digunakan langsung untuk mesin diesel atau dicampur dengan petroleum diesel. Pencampuran 20 % biodiesel ke dalam petroleum diesel menghasilkan produk bahan bakar tanpa mengubah sifat fisik secara nyata. Produk ini di Amerika dikenal sebagai Diesel B-20 yang banyak digunakan untuk bahan bakar bus.
Biodiesel secara bertahap akan mengurangi peran solar. Dengan kualifikasi biodiesel B-5 yang diluncurkan sejak 20 Mei 2006 yang lalu, biodiesel bermerek Bio-Solar tersebut mengandung lima persen CPO yang telah dibentuk menjadi Fatty Acid Methyl Ester (FAME) dan 95 persen solar murni bersubsidi. Dengan formula seperti itu, untuk tahun 2006 saja sudah ada penghematan impor solar sebanyak 720.000 kiloliter. Pertamina saat ini telah memproduksi dan menjual biodiesel dari bahan dasar minyak kelapa sawit atau CPO (crude palm oil).
Melihat perkembangan industri biodiesel terkini,
Sektor industri kelapa sawit merupakan salah satu sektor unggulan bagi negara
Dengan total produksi mencapai sekitar 16 juta ton pertahun di 2006, minyak sawit mengalami pertumbuhan yang cukup significant dari 14,7 juta ton pada 2005 dan 13,6 juta ton di 2004. Peningkatan produksi minyak sawit ini di masa mendatang akan terus berlanjut, sejalan dengan dukungan teknologi dan implementasinya, yang di dorong oleh kebutuhan konsumsi yang semakin meningkat.
Gejala tersebut membuat masa depan industri kelapa sawit secara umum akan semakin cerah. Ini dapat ditunjukan dengan beberapa indikator utama yang menunjukkan kenaikan, seperti luas lahan, angka produksi, ekspor serta penyerapan tenaga kerja. Hal tersebut membuat minyak sawit akan men-substitusi jenis minyak nabati lain, terutama edible oil seperti minyak kedelai, bunga matahari dan biji lobak. Peningkatan peluang minyak sawit juga di dukung oleh harga minyak sawit yang relatif lebih rendah apabila dibandingkan dengan jenis minyak nabati lainnya.
Pertumbuhan yang besar ini tidak hanya terjadi di
Keunggulan dan kekurangan Biodiesel
Beberapa keunggulan biodiesel antara lain adalah :
1. ramah lingkungan
2. produk energi terbarukan yang bahan bakunya tersedia cukup dinegara kita (juga di Malasia)
3. dapat diproduksi secara local (industri kecil / rumahan)
4. memiliki kandungan sulfur yang rendah
5. menurunkan emisi gas buang
6. pembakaran lebih baik (nilai oksigen 11% lebih besar)
7. dapat dipakai langsung untuk bahan bakar otomotif, tanpa modifikasi yang berarti.
Sedangkan kekurangannya antara lain adalah :
1. nilai kalori lebih rendah , sedang titik tuang lebih tinggi dibanding minyak solar (energi fosil), sehingga sedikit lebih boros disbanding solar.
2. tenaga, torsi dan efisiensi sedikit turun dibanding solar. Sebagai contoh, biodiesel jenis B30 (30% biodiesel vs solar) menurunkan tenaga, torsi dan efisiensi sekitar 3% dibanding solar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar